Gencatan Senjata di Gaza, Hanya Sekadar Retorika Amerika

Gencatan Senjata di Gaza, Hanya Sekadar Retorika Amerika
Oleh Sumiyah Umi Hanifah
Member AMK dan Pemerhati Kebijakan Publik
“Bagaikan menjilat ludah sendiri”, peribahasa ini sangat tepat menggambarkan sepak terjang zionis Israel, yang telah beberapa kali mengumbar kesepakatan perdamaian (gencatan senjata), namun pada akhirnya mereka melanggarnya sendiri. Perdamaian antara kaum muslim dan zionis Yahudi sejatinya tidak akan pernah terwujud. Musuh-musuh Islam tidak akan membiarkan umat Rasulullah saw. hidup tenang di bumi Palestina. Mereka ingin merampas tanah Palestina dan menghancurkan Islam hingga musnah tak tersisa.
Dilansir dari laman bbc.indonesia.com, 20/1/2025, Gencatan senjata resmi diberlakukan di Gaza, pada hari Ahad 19 Januari 2025, pukul 11.15 waktu setempat, atau pukul 16.15 WIB. Gencatan senjata yang ditandatangani oleh perwakilan dari Israel, Hamas, Amerika Serikat, dan Qatar tersebut mengalami penundaan selama 3 jam. Penyebabnya karena menunggu pihak Hamas merilis tiga nama sandera warga Israel yang akan dibebaskan. Ketiganya adalah: Daron Steinbrecher (31 tahun), Emily Damari (28 tahun), dan Rome Gonen (24 tahun). Adapun dari pihak warga Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel adalah Khalida Jarrar, seorang politikus dari organisasi “Popular Front For the Liberation of Palestine”. Sebuah organisasi yang dicap teroris oleh Israel, Amerika Serikat (AS), dan negara Uni Eropa lainnya.
Pendudukan Israel atas tanah Palestina selama beberapa tahun terakhir ini menyisakan penderitaan dan kesengsaraan yang teramat sangat bagi warga Palestina. Potret memilukan tampak di sejumlah camp-camp pengungsian di Gaza, pasca pembebasan 90 orang warga Palestina yang meringkuk di penjara-penjara Israel. Mereka kembali ke rumahnya yang hancur dan sudah rata dengan tanah di wilayah Jabalia, Gaza bagian Utara. Yang mana tempat tersebut dikenal sebagai camp pengungsi terbesar di jalur Gaza. Kondisi rumah dan lingkungan di wilayah itu rusak parah, semua bangunan luluh lantak menjadi puing-puing yang berserakan. Tidak heran wilayah tersebut banyak yang menyebutnya sebagai “kota hantu”.
Seorang pengungsi Palestina mengatakan, “Di sini, di bawah reruntuhan gedung ini, jasad suami saya, ibu mertua, dan saudara ipar perempuan saya sudah terkubur sejak 9 Oktober hingga hari ini. Saya tidak menginginkan apapun kecuali jasad mereka, agar saya dapat menguburkan mereka dengan bermartabat” ucapnya kepada wartawan bbc.indonesia.com.
Menurut salah seorang pejabat Israel, Pembebasan sandera ini merupakan tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan mujahid palestina. Di sisi lain, sesaat setelah gencatan senjata diberlakukan, Partai Kekuatan Yahudi yang berhaluan ekstrem kanan mengumumkan bahwa mereka akan pergi atau meninggalkan Israel. Hal itu dilakukan sebagai protes atas kesepakatan gencatan senjata yang menurutnya sebagai bentuk kemenangan penuh bagi teroris (pejuang Palestina).
Banyak pihak yang menyebut bahwa gencatan senjata oleh Zionis sebenarnya adalah bentuk kekalahan dan kewalahan mereka menghadapi rakyat Palestina. Padahal, Zionis didukung penuh oleh AS, yakni pemegang ideologi kapitalis. AS mengucurkan banyak sekali bantuan kepada Israel dalam berbagai peperangan melawan warga muslim di wilayah konflik di Timur Tengah. Mulai dari dana keamanan, yang diantaranya yaitu “iron dome”, persenjataan, dan lain sebagainya. Politik AS sangat fulgar dalam mendukung zionis.
Namun, ironisnya pemimpin-pemimpin negeri kaum muslim semua membisu dan gagu. Mereka hanya berani mengutuk dan mengecam keburutalan zionis laknatullah. Bahkan mereka terkesan memberikan peluang kepada musuh-musuh Islam tersebut untuk membumihanguskan Palestina, negeri para nabi. Padahal, zionis laknatullah terbukti telah menumpahkan darah dan merampas lahan milik warga Palestina, menghancurkan rumah kaum muslimin, serta menodai kesucian Baitul maqdis.
Para pemimpin negeri kaum muslimin membiarkan Barat dan antek-anteknya memiliki alasan untuk menindas kaum muslim. Mereka juga membiarkan media-media asing melancarkan propaganda sesat untuk menakut-nakuti umat Islam, agar tidak turut campur dalam urusan negara Palestina. Dengan sekat nasionalisme, yang merupakan produk Kapitalis, kaum kafir barat berhasil menekan umat muslim di seluruh dunia dan menjadikan mereka kaum yang lemah, ibarat buih di lautan. Sehingga tidak lagi peduli dengan nasib saudaranya yang dibantai di depan mata.
Padahal, sejatinya para pemimpin negeri kaum muslimin memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk menggerakkan tentaranya untuk menolong rakyat Palestina. Adapun gencatan senjata sejatinya merupakan kedok dari Israel untuk rehat mengambil nafas dalam peperangan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa AS sedang mengalami musibah bencana alam yang sangat mengerikan, yakni kebakaran dahsyat yang melanda Los Angeles dan New York baru-baru ini. Bencana tersebut secara otomatis membuat kekuatan AS melemah. Dukungan terhadap zionis Israel pun makin berkurang. Sehingga tidak heran, jika gencatan senjata yang disodorkan oleh zionis hanyalah retorika AS belaka.
Umat muslim layak bersukur. Mujahidin Hamas berhasil membuktikan fakta yang menyakitkan bagi zionis. Sebab, meskipun rakyat Palestina berjuang sendirian, dengan menderita kelaparan, banyak warganya yang dibunuh dengan sadis, pemimpin/pejuang banyak yang syahid, namun hati mereka tetap teguh, sabar, dan kuat. Pantang menyerah kepada musuh-musuh Islam. Keimanan dan ghirah jihad yang tersemat di dada-dada para pejuang. Inilah yang menjadi sumber kekuatan mereka untuk terus mempertahankan setiap jengkal tanah kharajiyah. Tanah milik kaum muslim. Sejatinya itulah yang menggetarkan zionis Israel. Pada faktanya zionis sudah kalah telak sejak awal pertempuran. Pun gencatan senjata juga bukan disebabkan karena adanya tekanan dari Donald Trump (presiden AS) kepada Netanyahu.
Melihat sepak terjang zionis yang licik, hendaknya umat Islam tetap waspada. Sebab, adanya pemberlakuan gencatan senjata sama sekali tidak bisa mengubah nasib rakyat Palestina. Sebab, seperti yang sudah-sudah, zionis akan tetap menghianati kesepakatan, sebagaimana watak asli Yahudi yang benci Islam. Hal ini telah terbukti, beberapa jam setelah kesepakatan gencatan senjata, zionis Israel kembali melancarkan serangan brutal yang menewaskan kurang lebih 82 orang warga Palestina. Ini menegaskan bahwa solusi untuk membebaskan rakyat Palestina bukan hanya dengan memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan, ataupun sanksi parsial lainnya. Solusi hakiki untuk Palestina hanya dengan jihad dan Khilafah.
Khalifah akan mengirim tentara-tentaranya untuk membebaskan Palestina dan seluruh negeri kaum muslimin dari rongrongan dan kesewenang-wenangan penjajah. Umat Islam juga harus meyakini bahwa kemenangan itu milik umat Islam, dan pujian hanya milik Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran. Firman Allah Ta’ala,
“Dan tidaklah Allah menjadikannya sebagai kabar gembira agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (TQS. Al-Anfal [8]:10)
Pertolongan Allah akan disegerakan, jika mereka mentaati syariat Islam secara kaffah (menyeluruh). Adapun bentuk ketaatan kepada Allah Swt. adalah berjuang untuk menegakkan kembali sistem pemerintahan Islam (khilafah). Umat Muslim hendaknya berlomba-lomba menjadi umat terbaik, yang menyeru manusia melakukan “Amar ma’ruf nahi mungkar”. Daulah Islam harus ditegakkan dengan cara memahamkan kepada masyarakat pentingnya menerapkan sistem Islam. Umat diarahkan untuk mendukung dakwah ideologis. Umat Islam juga tidak boleh mengambil solusi yang ditawarkan oleh musuh-musuh Allah, meskipun solusi tersebut dibungkus dengan kata “perdamaian” dan “gencatan senjata”.
Sudah saatnya umat meninggalkan sistem Kapitalis yang terbukti gagal menjaga dan melindungi nyawa manusia. Gagal mewujudkan kesejahteraan dan perdamaian dunia. Hanya sistem Islam yang layak diterapkan. Sejarah pun telah mencatat seperti apa kegemilangan peradaban manusia ketika dunia dipimpin dengan Islam.
Wallahualam bissawwab
from Suara Inqilabi https://ift.tt/JvTql7z
February 04, 2025 at 05:20AM
Belum ada Komentar untuk "Gencatan Senjata di Gaza, Hanya Sekadar Retorika Amerika"
Posting Komentar