Kejutan Ulang Tahun, Demi Kesenangan Nyawa Melayang

Kejutan Ulang Tahun, Demi Kesenangan Nyawa Melayang
Oleh : Yusmiati
(Pegiat Opini)
Tren kejutan ulang tahun dikalangan remaja menjadi hal yang dianggap lumrah, dan menjadi euforia tersendiri bagi para generasi Z. Padahal, hal tersebut bukanlah cerminan pendidikan karakter yang baik serta aktifitas yang sama sekali tidak memiliki asas manfaat dan pelajaran dikalangan pemuda.
Seperti peristiwa tragis yang kembali terjadi akibat perayaan ulang tahun. Hal ini dialami oleh Fajar Nugroho (18) seorang ketua OSIS SMAN 1 Cawas ,Kab. Klaten, Jawa Tengah. Fajar meninggal dunia karena tersengat listrik yang ada pada dalam kolam renang pada Senin (8-07-2024). Kejadian tragis ini bermula saat korban diberi kejutan oleh teman-temannya dengan dicebur ke dalam kolam sekolah dalam rangka perayaan ulang tahun. Kejadian ini telah dikonfirmasi oleh Kepala Kepolisian Sektor Cawas, Ajun Komisaris Polisi Umar Mustofa. Umar menerangkan bahwa keluarga korban telah menganggap kejadian tersebut sebagai sebuah musibah. (Pramborsfm.com, 10-07-2024)
Perayaan hari ulang tahun memang sudah semakin marak kita temui di kalangan remaja. Berbagai kejutan yang diberikan seperti taburan tepung, dilempari telur, diceburkan ke dalam kolam serta memberikan prank kepada orang yang sedang ulang tahun sudah menjadi hal biasa bagi mereka. Mereka melakukan hal tersebut hanya demi keseruan atau euforia semata. Padahal, perayaan hari ulang tahun semacam ini bisa mengakibatkan trauma, cedera serius bahkan sampai mengakibatkan kematian.
Didikan Sekulerisme
Kejutan ulang tahun adalah hal yang sudah dinormalisasi dalam kehidupan. Oleh sebab itu, perayaan hari ulang tahun adalah euforia yang wajib dirayakan bagi remaja. Akan tetapi, sering kali remaja hari ini melakukan perbuatan melampaui ambang batas, mereka terlalu berlebihan terhadap suatu hal tanpa memikirkan efek jangka panjangnya. Seperti kasus diatas mereka tidak menyangka perbuatan yang mereka lakukan itu bisa menyebabkan nyawa melayang.
Tindakan adalah hasil dari pemahaman. Artinya, seseorang akan bertindak sesuai dengan pemahaman yang mereka miliki. Mirisnya, tren yang hanya mengejar kesenangan namun membahayakan ini adalah bukti dari ketidakpahaman mereka atas kaidah berpikir dan beramal serta adanya pertanggungjawaban atas setiap perbuatan. Sekulerisme yang tengah diemban oleh negara pada hari ini menjadikan kaidah berpikir setiap individu menjadi rusak dan diporak-porandakan. Aturan agama dipisahkan dalam kehidupan, menjadikan generasi maupun masyarakat tidak terikat oleh aturan syarak. Terlebih lagi sekulerisme menjunjung tinggi sifat kebebasan sehingga membuat individu bertingkah sesuai yang dikehendakinya, mereka seringkali bertingkah hanya untuk bersenang-senang dan jauh dari produktif, tanpa memikirkan resiko-resiko yang terjadi akibat perbuatannya.
Kaidah berpikir yang ditanamkan dalam diri tiap individu adalah hasil dari didikan sekulerisme, dimana maklumat sabiqoh yang diterima hari ini sangat jauh dari pemahaman agama. Mereka tidak memahami bahwa dirinya hanya seorang hamba yang harus senantiasa taat kepada Allah SWT. dan tujuan mereka diciptakan semata-mata untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT. Mereka menganggap bahwa hidup hanya sekedar hidup tidak lebih dari itu. Padahal Allah SWT. telah menganugerahkan akal kepada setiap insan untuk membedakan hak dan batil. Akan tetapi, pemahaman sekulerisme yang sudah tertancap seringkali menjadikan generasi melakukan perbuatan spontanitas dan berperilaku impulsif yang membahayakan dirinya dan orang lain.
Memang benar setiap musibah adalah sebuah takdir atau ketetapan Allah SWT. dan ketetapan tersebut diluar kendali manusia, tetapi manusia bisa melakukan pencegahan di wilayah yang dikuasainya. Misalnya, dalam sistem pendidikan yang diterapkan. Akan tetapi, sistem pendidikan hari ini terbawa arus sekulerisme. Mata pelajaran agama hanya diajarkan sebagai mata pelajaran biasa, bukan sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Alhasil, mereka mudah terjebak dengan arus sekulerisme dan liberalisme yang bertentangan dengan nilai Islam.
Pemikiran Dalam Islam
Sangat berbeda dengan sistem kehidupan yang diatur dengan akidah Islam di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Dalam Islam kewajiban pertama bagi seorang muslim adalah berfikir. Islam sangat mendorong umatnya agar berpikir terus-menerus dan tidak menjadi seorang yang buta terhadap ilmu. Dengan berpikir seorang muslim mampu mengetahui dengan jelas tentang tugas dan kewajibannya diatas muka bumi ini. Sebagaimana firman Allah SWT. yang artinya:
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”(TQS. Az-Zariyat:56)
Islam akan memahamkan bahwa setiap muslim akan kembali kepada Allah SWT. untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan tindakan yang telah dilakukan semasa hidup. Dengan begitu, ia akan bersifat hati-hati dalam menjalani kehidupan dan semaksimal mungkin menjalani hidup sesuai dengan aturan dari Allah SWT. yang telah menciptakannya. Pemahaman dan pemikiran yang demikianlah yang diterapkan dalam diri setiap muslim.
Selain itu, dalam sistem pendidikan Islam yakni Syaikh Atha’bin Khalil menjelaskan dalam kitab Usus at-Ta’lim fi Daulah al-Khilafah. Terdapat 2 tujuan pokok pendidikan. Pertama, Membangun kepribadian Islam, dimana pola pikir dan pola sikap standarisasinya adalah Islamiyah. Caranya adalah dengan menanamkan tsaqafah Islam berupa akidah, pemikiran dan perilaku Islami. Kedua, mempersiapkan anak-anak kaum muslim agar diantara mereka menjadi ulama-ulama yang ahli dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam ilmu keislaman maupun ilmu-ilmu terapan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, dilakukan metode pengajaran secara talqiyah fikriyah, yakni memindahkan fakta yang diserap oleh indra ke dalam otak kemudian fakta tersebut dikaitkan dengan informasi yang terkait lalu ditetapkan hukum atas fakta tersebut. Metode ini akan membuat anak-anak memiliki kaidah berpikir benar yang akan menghasilkan amal produktif. Sebagai contoh anak-anak akan diarahkan mampu berpikir hingga terbentuk kesadaran bahwa hakikatnya mereka adalah seorang hamba yang harus tunduk kepada aturan sang pencipta.
Oleh karena itu, setiap muslim wajib taat kepada syariat agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan. Jangan sampai kejutan yang dianggap hanya untuk keseruan berimbas kepada pertanggungjawaban yang berat di yaumul akhir nanti. Selain itu, negara dalam hal ini sebagai penguasa memiliki kewajiban untuk menjaga perilaku tiap individu maupun masyarakat agar sesuai dengan syariat, negara wajib memfilter paham-paham yang diadopsi yang dianggap membahayakan di tengah masyarakat.
Demikianlah sistem Islam sebagai sistem kehidupan, sistem yang tidak menormalisasi perbuatan buruk dan mampu memberikan solusi jaminan penjagaan nyawa masyarakat. Oleh karena itu, saatnya kembali ke Sistem Islam dalam naungan daulah khilafah.
Wallahu a’lam bish-shawab
from Suara Inqilabi https://ift.tt/zkuxdDU
August 08, 2024 at 02:44PM
Belum ada Komentar untuk "Kejutan Ulang Tahun, Demi Kesenangan Nyawa Melayang "
Posting Komentar