Kemiskinan Menurun, Hoax Atau Fakta?


Kemiskinan Menurun, Hoax Atau Fakta?

Ermawati

Kontributor Suara Inqilabi

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo menyoroti menurunnya angka kemiskinan di Indonesia. Menurutnya, turunnya angka kemiskinan itu berkat kebijakan yang di keluarkan Presiden Jokowi. (rri.co.id, 4-7-2024).

Jumlah orang miskin di Indonesia terus mengalami penurunan. Namun hal ini terjadi di tengah rendahnya standar tingkat garis kemiskinan yang diberlakukan di Indonesia. Demi mencapai mimpi menjadi negara maju, angka kemiskinan merupakan salah satu indikator yang harus menjadi fokus pemerintah. Sayangnya selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo penurunan kemiskinan memang berkurang tapi tidak terlalu signifikan. (cnbcindonesia.com, 7-7-2024).

Pejabat di negeri ini mengeklaim kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia menurun. Walau hanya sekian persen berdasarkan hitung-hitungan angka hasil survei. Padahal di lapangan harga barang terutama bahan pokok sangat mahal sebab mengalami kenaikan setiap tahun, sehingga daya beli masyarakat berkurang, kemudian marak PHK di mana-mana dll.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa sejatinya negara tidak sungguh-sungguh mengeliminasi kemiskinan dengan kebijakan nyata, tapi hanya sekedar bermain angka-angka sebab fakta tidak sesuai dengan laporan angka yang ada. Justru dengan kemiskinan banyak dari masyarakat yang bunuh diri, salah satunya sebab melakukan pinjaman online dimana-mana yang berujung kematian karena tidak sanggup membayar, sehingga orang miskin banyak yang mati karena tidak mampu bertahan hidup bukan karena menjadi kaya. ini bukti nyata, sehingga hanya hoax semata jika dikatakan kemiskinan menurun di negeri ini.

Pemerintah telah melakukan berbagai cara dalam menurunkan tingkat kemiskinan, namun belum ada hasil yang sesuai harapan, masih banyak di wilayah lain yang jumlah kemiskinannya tinggi, bukti bahwa solusi yang diberikan tidak menyentuh sampai akar masalah. Kemiskinan tidak jauh berkaitan dengan ekonomi, pada penerapan Sistem Kapitalisme kepemilikan diberikan bebas pada penguasa sehingga meniscayakan adanya kemiskinan apalagi dengan peran negara hanya sebagai regulator, menjadikan rakyat diabaikan sementara pengusaha dianak emaskan.

Pemerintah terlihat lepas tangan dalam tanggung jawabnya, menyerahkan masalah kemiskinan pada swasta atau pengusaha untuk menyediakan lowongan kerja dan memberikan upah yang sesuai dengan kinerja kerja. Tapi dilapangan begitu sulit bagi laki-laki mencari pekerjaan dengan upah yang memadai, lebih banyak lowongan perkerjaan untuk perempuan dengan upah kecil, sehingga terjadilah ketimpangan ekonomi yang menyebabkan banyak laki-laki tidak mampu memberikan nafkah yang layak bagi keluarganya. Inilah gambaran sistem ekonomi kapitalisme yang menyengsarakan.

Islam menetapkan negara sebagai raa’in yang wajib menjamin terwujudnya kesejahteraan individu per individu melaui berbagai kebijakannya, maka hanya Islam yang mampu menyelesaikan kemiskinan, Isla memiliki sistem yang sempurna yang menjamin kesejahteraan masyarakat.

Sistem politik dan ekonomi Islam mampu mewujudkan kesejahteraan secara nyata, negara akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat, dengan menuntut kewajibab laki-laki memberikan dan menjamin nafkah yang layak bag keluarganya, akan disedikan lowongan pekerjaan untuk laki-laki seluas-luasnya, jikapun tidak bisa menafkahi karena satu dan lain hal, maka diserahkan pada kerabat dekat yang mampu, jika tidak ada, baru akan dialihkan tanggung jawab pada negara, rakyat kaya akan membantu yang miskin, dan ini atas dorongan keimanan semata.

Kemudian sumber daya alam yang menjadi kepemilikan umum akan di kelola negara dan hasilnya untuk kemaslahatan umat, swasta atau individu tidak boleh memilikinya. Dan negara akan mendistrbusikan hasil kekayaan alam secara merata. Semua ini akan bisa dilakukan jika Islam diterapkan secara sempurna, sebab mustahil didalam sistem kapitalisme.

Wallahu a’lam bish showab



from Suara Inqilabi https://ift.tt/zvn03mB
July 09, 2024 at 12:12PM

Belum ada Komentar untuk "Kemiskinan Menurun, Hoax Atau Fakta?"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel