Solusi Islam Menuntaskan Geng Motor


Solusi Islam Menuntaskan Geng Motor

Oleh Ai Siti Nuraeni

Pegiat Literasi 

Malang tak berbau. Inilah yang dirasakan oleh tujuh orang yang menjadi korban aksi pembacokan di jalan raya oleh sekelompok orang bermotor di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada hari Minggu (5 Mei 2024). Kasus tersebut masih berada dalam penyelidikan, sehingga pelaku yang diduga geng motor serta motif di balik kasus tersebut belum bisa diungkapkan. Adapun para korban pembacokan telah dilarikan ke RSUD Cicalengka. (Bandung.kompas.com,05/05/2024)

24 jam berselang polisi berhasil menangkap empat orang pelaku di kediamannya masing-masing, sementara belasan sisanya masih buron. Setelah dilakukan interogasi, diketahui bahwa pelaku tergabung dalam geng motor moon raker dan motif mereka adalah untuk membalas dendam karena salah satu pelaku pernah dianiaya sebelumnya. Namun ternyata aksi yang dilakukan salah sasaran. Polisi pun menghimbau pelaku yang masih buron untuk menyerahkan diri karena sudah masuk DPO (Daftar Pencarian Orang) (Pikiranrakyat.com,07/05/2024)

Keberadaan geng motor sebenarnya sudah ada dari sebelum Indonesia merdeka, bentuknya hanya sebatas perkumpulan orang-orang yang sama-sama punya motor dan hobi touring. Seiring perkembangan zaman geng motor semakin banyak bermunculan, namun hari ini memiliki kesan negatif karena sering melakukan aksi kriminal serta bersifat anarkis. Adapun di Indonesia, geng motor terus berkembang karena ada kebiasaan meniru dari generasi muda, tingginya angka pengangguran, lemahnya perhatian dari orang tua dan kemiskinan yang kian menjamur.

Pada mulanya, generasi muda ini mungkin hanya sekedar nongkrong dan mengobrol saat malam hari. Namun berlanjut kepada aksi balap motor liar yang terjadi di jalan raya. Selain itu, aktivitas geng motor ini merambah pada kenakalan dan kejahatan seperti aksi tawuran antar geng serta penjarahan harta benda masyarakat. Satu geng motor juga berusaha menguasai suatu daerah agar menjadi kelompok yang ditakuti dan disegani. Jadi ini juga merupakan ajang eksistensi anak muda.

Upaya untuk mengatasi persoalan geng motor ini, Kepolisian melakukan upaya preemtif seperti penyuluhan kepada masyarakat melalui Kamtibmas serta bekerja sama dengan dinas terkait untuk melengkapi penerangan jalan dan memasang cctv. Selanjutnya upaya preventif dengan melakukan patroli rutin, pembuatan aplikasi Polisi Kita dan penempatan anggota Polri pada daerah rawan tindak kejahatan. Selanjutnya upaya represif dengan membentuk satgas anti kejahatan, pemetaan daerah rawan kejahatan dan proses sidik. Hukuman akan dikenakan sesuai kejahatan yang dilakukan, namun bagi pelaku yang masih terkategori anak-anak hanya diwajibkan untuk mendapatkan bimbingan.

Segala upaya tersebut memang perlu dilakukan, namun tidak bisa menuntaskan persoalan geng motor dari akarnya. Negara dalam hal ini harus bisa mengentaskan kemiskinan yang menjadi salah satu faktor adanya geng motor. Dengan demikian, generasi muda tidak akan menganggur dan tidak terinspirasi masuk geng motor dengan segala kenakalan bahkan kejahatan, mereka juga bisa mengakses pendidikan baik formal ataupun non formal untuk mengembangkan kreativitasnya ke arah yang positif serta fungsi keluarga bisa dikembalikan sebagaimana mestinya karena ibu sebagai pendidik generasi hadir tanpa harus ikut menjadi tulang punggung keluarga.

Sayangnya hal itu mustahil diwujudkan dalam sistem kapitalisme hari ini yang justru menumbuh-suburkan kemiskinan, merusak tatanan masyarakat sampai tingkat keluarga, menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan tersier berbiaya mahal yang sulit dijangkau dan mempertontonkan cara hidup remaja yang bebas dan serampangan atas nama kebebasan. Buktinya hari ini geng motor dan segala faktor kemunculannya masih terus ada dan tidak bisa dihilangkan.

Berbeda faktanya jika Islam dijadikan asas dalam menjalankan kehidupan, baik di ranah individu, masyarakat hingga negara. Kejadian geng motor dan segala kejahatannya bisa dicegah dari awal dan ditindak dengan tegas. Karena Islam memandang bahwa penguasa memiliki tanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan setiap warganya. Maka dari itu negara yang menerapkan Islam akan sebisa mungkin membuka lapangan kerja yang luas agar setiap laki-laki dewasa bisa bekerja dan mendapatkan nafkah untuk diri dan keluarganya.

Hal tersebut sangat mungkin dilakukan karena negara akan mengelola penuh segala sumber daya alam yang ada dengan mandiri dan merekrut warganya untuk menjadi pekerja. Negara dalam hal ini juga akan memberikan dukungan berupa modal usaha kepada rakyatnya yang memiliki kemampuan di bidangnya agar mereka bisa membuka lapangan kerja sendiri. Setiap warga laki-laki juga akan memiliki pemahaman bahwa mereka adalah tulang punggung keluarga yang wajib mencari nafkah sebagaimana mereka wajib melaksanakan salat.

Dalam memberikan informasi kepada warganya, negara yang menerapkan Islam akan memberikan pemahaman sesuai dengan Islam bukan pemahaman kafir yang merusak seperti paham kebebasan atau hedonisme. Semua media akan dipantau, baik itu media massa, cetak atau maya. Hal itu bisa menghindarkan generasi mengakses konten tidak berguna dan tidak terinspirasi untuk membuat geng motor dan segala kejahatannya.

Islam juga sangat menjunjung tinggi pendidikan, karenanya seorang ibu akan didorong untuk bisa tetap dirumah agar bisa mengawasi, menyayangi dan menuntun anak-anaknya agar memiliki kepribadian yang mulia. Pendidikan juga bukan barang mahal, melainkan merupakan layanan yang harus bisa diakses setiap warga karena biayanya gratis. Generasi pun bisa mendapatkan akses yang mudah untuk mengembangkan minat dan bakatnya karena Islam mewadahi itu semua dan menyediakan segala fasilitasnya.

Adapun jika geng motor dan segala bentuk anarkismenya tetap terjadi Islam mengajarkan untuk tidak pandang bulu dalam menegakkan keadilan. Syurthah akan menjalankan fungsinya sebagai pengayom masyarakat dalam menjaga keamanan dengan melakukan patroli dan memeriksa keamanan setiap tempat agar masyarakat merasa tenang. Adapun mereka yang masih anak-anak juga akan mendapatkan hukuman jika ikut melakukan kejahatan kalau umurnya sudah terkategori baligh. Dengan demikian, anak tersebut bisa merasa jera dan tidak memiliki perasaan bebas melakukan segala sesuatu karena pernah lepas dari jeratan hukum.

Begitulah Islam mampu menuntaskan pertumbuhan geng motor, mencegah terjadinya kejahatan mereka dan memberikan hukuman yang pantas agar menjadi pembelajaran bagi masyarakat. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika masyarakat mulai beralih kepada solusi Islam bukan kapitalisme. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”(Q.S Al-Maidah:50)

WaLlaahu a’lam bish shawaab.



from Suara Inqilabi https://ift.tt/GYAqM26
June 11, 2024 at 01:40PM

Belum ada Komentar untuk "Solusi Islam Menuntaskan Geng Motor"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel