Harga Rumah Makin Tak Terjangkau, Bukti Kapitalisasi Saat Ini?


Harga Rumah Makin Tak Terjangkau, Bukti Kapitalisasi Saat Ini?

Noviyuliyanti

Kontributor Suara Inqilabi

 

Hari ini rumah makin mahal, makin jauh dari jangkauan rakyat miskin. Di sisi lain progam rumah murah namun ternyata tidak berhasil memenuhi kebutuhan rumah. Mahalnya rumah disebabkan beberapa faktor salah satunya mahalnya bahan bangunan akibat penerapan sistem ekonomi kapitalis. Dalam ekonomi kapitalis, sumber daya alam bukan dikelolah oleh negara tapi diserahkan ke pihak swasta untuk mengelolanya.

Bank Indonesia mencatat harga properti residensial di pasar primer melanjutnya peningkatan pada kuartal I 2024. Hal ini tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang mencapai 1,89 persen (yoy) pada kuartal I 2024. Angka ini, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal IV 2023 yang sebesar 1,74 persen. (cnnindonesia.com, 24/05/24).

Berdasarkan informasi dari responden, faktor utama yang mendorong peningkatan penjualan adalah pembukaan proyek baru yang berhasil menarik minat konsumen. Namun demikian, masih terdapat sejumlah faktor yang menghambat pengembangan maupun penjualan properti residensial primer antara lain kenaikan harga bangunan, masalah perizinan, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR. Hasil survei juga menunjukkan bahwa sumber pembiayaan pembangunan properti residensial terutama berasal dari dana internal pengembang dengan pangsa 72,93 persen. Sedangkan dari sisi konsumen, pembelian rumah primer mayoritas dilakukan melalui skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah, dengan pangsa sebesar 76,25 persen dari total pembiayaan. (medcom.id, 24/05/24).

Penyebab harga rumah yang semakin mahal selain tingginya permintaan adalah inflasi. Faktor krusial adalah pihak swasta yang mengelolah penyediaan rumah. Sudah lama harga rumah di tentukan oleh pihak pengembang swasta. Dengan ini harga rumah suka-suka ditentukan oleh swasta demi mendapatkan keuntungan yang besar. Begitulah cara sistem kapitalis dalam mengelolah penyediaan rumah bagi masyarakat.

Namun pemerintah sebagai tanggung jawabnya kepada rakyat membuat progam rumah murah bagi masyarakat yang menginginkan rumah dengan harga terjangkau. Tentunya progam ini masih dibangun oleh pihak swasta dengan kualitas yang tidak bagus dan mudah rusak. Lokasinya yang jauh dari tempat kerja sehingga banyak masyarakat rela berjam-jam diperjalanan menuju kantor demi memiliki rumah impian. Progam ini pun ternyata belum berhasil. Banyak rumah yang terbengkalai dan kosong. Dan ini membuktikan tidak menyelesaikan solusi masalah kebutuhan rumah bagi rakyat karena pelaksananya masih dipegang oleh swasta.

Solusi memenuhi kebutuhan rumah bagi rakyat tentunya dengan mudah apabila kita dalam bernergara menggunakan sistem Islam. Sistem Islam menjamin pemenuhan kebutuhan rumah bagi rakyatnya. Dalam sistem Islam seorang Khalifah akan memenuhi kebutuhan rumah rakyat dengan mekanisme yang sesuai dengan syariatnya. Khalifah tidak akan menyerahkan pengelolaan penyediaan rumah kepada pihak swasta. Dalam sistem Islam, negara yang akan mengurus dan turun tangan langsung untuk menyediaakan kebutuhan rumah bagi rakyat. Tidak ada sistem kredit yang mengandung riba dan akadnya pun jelas.

Dalam sistem Islam, khalifah pastinya akan menggunakan sistem ekonomi Islam yang akan mencegah terjadinya inflasi. Sehingga harga lahan, bahan bangunan dan upah tenaga kerja akan relatif stabil. Dengan sistem ekonomi Islam, menjadikan rakyat sejahtera. Negara mampu memberikan rumah gratis bagi rakyat yang fakir miskin. Dan masyarakat dalam negara yang menerapkan sistem Islam akan memiliki rumah yang layak dan terjamin kualitasnya.

Begitulah sistematis sistem Islam dalam memenuhi kebutuhan rumah bagi rakyatnya. Islam hadir bagi rahmat. Dengan syariat semua akan terjamin kehidupannya dunia dan akhirat.

Wallahu a’lam bishawab.



from Suara Inqilabi https://ift.tt/BLORTNH
June 01, 2024 at 06:32PM

Belum ada Komentar untuk "Harga Rumah Makin Tak Terjangkau, Bukti Kapitalisasi Saat Ini?"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel