Buruknya Fungsi Perlindungan Keluarga, KDRT Terus Berulang


Buruknya Fungsi Perlindungan Keluarga, KDRT Terus Berulang 

Ayu Sunarti

Muslimah Peduli Umat

 

Dalam hubungan keluarga yang seharusnya penuh kasih sayang, memberi jaminan perlindungan malah tidak terwujud dalam keluarga, dan hilangnya fungsi perlindungan dalam keluarga.

Marak KDRT menunjukkan rapuhnya ketahanan keluarga. Kapolrestabes Medan, Kombespol Teddy mengatakan aksi pembunuhan pada Senin 11-3-2024 sekitar pukul 05.30 WIB. Seorang menantu laki-laki bernama Jony (49 th) di Kecamatan Kutalim Baru, Delyserdang Sumut tega membacok ibu mertuanya, Sanda Kamari. Penyebabnya adalah ia kesal saat ditegur oleh ibu mertuanya karena melakukan KDRT kepada istrinya. Akibatnya ibu mertua tewas di lokasi kejadian. (Kumparan, 22-3-2024)

Di depok seorang istri mantan perwira brimob mengalami KDRT dari 2020 hingga kejadian terakhir 3 Juni 2023 akibatnya korban mengalami luka fisik dan psikologis. Dan luka-luka di tubuhnya, dan korban juga mengalami pendarahan dan keguguran. (Kompas, 22-3-2024)

Seorang kakek berumur 50 tahun di Tapanuli Utara yang tega mencabuli keponakan perempuan yang masih berusia 11 tahun. Dan mengancam akan membunuhnya jika melapor, dan ternyata seminggu sebelumnya telah memperkosa korban. (Kumparan, 22-3-2024)

Hilangnya fungsi perlindungan dalam keluarga. Banyak kasus KDRT menunjukkan rapuhnya ketahanan keluarga. Banyak faktor penyebab KDRT misalnya, perselingkuhan, masalah ekonomi, terjerat hutang dan perbedaan prinsip hidup, dari banyaknya penyebab KDRT adalah, hilangnya perlindungan dalam keluarga yang tidak terwujud.

Para laki-laki yang seharusnya menjadi penolong, pelindung keluarga, malah menjadi ancaman bagi keluarganya, yang seharusnya mereka melindungi keluarga dari kebodohan dan kejahatan, bekerja keras untuk menafkahi, melindungi, dan mendidiknya.

Maraknya Penyebab KDRT

Cara pandang kehidupan sekuler yang berpengaruh terhadap sikap dan pandangan setiap individu. Hubungan dalam keluarga yang seharusnya cinta dan kasih sayang terhadap sesama anggota keluarga, akan terwujud perlindungan dalam keluarga, akan merasakan ketenangan dalam hidupnya dan rumah akan menjadi tempat yang nyaman dan aman.

Kekerasan justru dilakukan oleh orang-orang terdekat, yang seharusnya menjadi pelindung dan menjaga. Tidak akan terwujud gambaran keluarga sakinah, mawadah, warahmah selama ada kekerasan dalam rumah tangga, tidak ada kasih sayang dan keluarga pun menjadi renggang dan hubungan keluarga putus.

Nyatanya UU PKDRT gagal mencegah kasus KDRT, jumlah kasus sepanjang 2022 mencapai 5.526 kasus. Ini menunjukkan mandulnya undang-undang tersebut.

Dengan jumlah kasus KDRT yang semakin meningkat terlihat bahwa negara gagal memunculkan jaminan keamanan di rumah bagi warga negaranya. Dalam kasus KDRT, pelecehan, penganiayaan, hingga pembunuhan terhadap perempuan dan anak, menyebabkan kesejahteraan hidup keluarga semakin memburuk dalam sistem kapitalisme ini.

Solusi Islam

Keluarga merupakan institusi terkecil yang memberikan jaminan perlindungan dan bukan kumpulan manusia yang hidup seatap. Keluarga dalam sistem Islam memiliki bangunan yang kuat dan tidak mudah goyang. Rasa aman bagi generasi akan terwujud dengan adanya perlindungan dalam rumah tangganya, dan ini penting untuk mewujudkan generasi Islam yang cemerlang pada masa yang akan datang.

Sistem politik Islam mencetak generasi yang berkepribadian Islam, yang bertakwa kepada Allah Swt. dan tidak akan menyakiti dan berbuat zalim pada keluarganya. Pada kasus melukai atau membunuh berlaku hukuman kisas, hukuman mati bagi para pelaku yang sengaja dan menjadikan efek jera bagi para pelakunya, dan pelakunya akan mendapatkan sanksi sesuai perbuatannya.

Tugas kita saat ini adalah menyampaikan berbagai kebaikan Islam ke tengah-tengah umat, agar umat paham dan ikut serta memperjuangkan syariat Islam dalam wadah khilafah ala minhajin nubuwwah.

Wallahu’alam bish-shawwab



from Suara Inqilabi https://ift.tt/XuwP6o0
April 03, 2024 at 04:17PM

Belum ada Komentar untuk "Buruknya Fungsi Perlindungan Keluarga, KDRT Terus Berulang"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel