Ramadhan Bulan Al-Qur’an, Saatnya Membumikan Al-Qur’an


Ramadhan Bulan Al-Qur’an, Saatnya Membumikan Al-Qur’an

Burhanuddin Ihsan

Dosen Universitas Borneo Tarakan

 

Bulan ramadhan merupakan bulan yang dinisbatkan dengan bulan al-Qur’an, mengapa.? Karena bulan ramadhan merupakan bulan diturunkannya al-Qur’an. Allah SWT berfirman “Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, juga sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan sebagai pembeda.” (TQS al-Baqarah [2]: 185). Satu-satunya kata ramadhan hanya terdapat pada ayat tersebut, sehingga sangat pantas bulan ramadhan disebut sebagai bulan al-Qur’an.

Karena bulan ramadhan adalah bulan al-Qur’an maka penting bagi kita untuk membumikan al-Qur’an, paling tidak dengan lima hal. Pertama mendengarkan al-Qur’an, salah satu hikmah dalam mendengarkan al-Qur’an adalah kisah masuk islamnya Umar ibn Khattab ra, ketika mendengarkan bacaan al-Qur’an adiknya fatimah bersama suaminya kabbab bin al-Arat. Umar ra, yang mendengar sangat kagum dengan mengatakan alangkah indah dan mulianya kalam ini (al-Qur’an). Sesuai apa yang telah difirmankan Allah SWT dalam surah Al-Araf ayat 204 “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat”.

Kedua membaca al-Qur’an, rasulullah SAW bersabda, “bacalah al-Qur’an maka sungguh ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafaat pada orang yang membacanya” (HR Muslim). Membaca al-Qur’an akan memberikan kita perlindungan atau pertolongan yang tidak ada pertolongan selain pertolongan Allah SWT. Membumikan al-Qur’an dalam artian membacanya maka perlu kita renungkan hadis Rasulullah SAW, beliau bersabda “bacalah (khatamkanlah) al-Qur’an dalam sebulan, lalu Abdullah bin ‘Amr lalu berkata, aku mampu lebih dari itu ya Rasulullah, kemudian beliau berkata khatamkanlah dalam tujuh hari, jangan lebih dari itu (HR Bukhari). Maka sunahnya membaca al-qur’an adalah khatam dalam satu bulan, artinya bisa dilakukan satu hari satu juz.

Ketiga mentadaburi al-Qur’an, paling tidak ada beberapa ayat dalam al-Qur’an yang menganjurkan kita untuk mentadaburi al-Qur’an salah satunya surah Shad ayat 29 yang artinya, “ini adalah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadaburi (memperhatikan) ayat-ayatnya agar mereka mendapatkan pelajaran bagi orang-orang yang berfikir”. Karena al-Qur’an banyak mengandung seruan diantaranya; iman, ibadah, akhlak termasuk sanksi dan politik atau pemerintahan. Maka dengan mentadaburi al-Qur’an kita dapat memahami dan mengambil pelajaran dari apa yang disampaikan. Ketika kita telah memahami maka itu bagian dari peningkatan iman.

Keempat mengamalkan al-Qur’an, dalam mengamalkan al-Qur’an tidak boleh mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian seperti yang terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 85. Maka jika itu yang kita lakukan maka Allah akan memberikan kehinaan dan kebinasaan kepada kita. Mengamalkan al-Qur’an paling tidak bisa dilaksanakan secara individu, kelompok dan negara.

Mengamalkan al-Qur’an secara individu dapat dilaksanakan dengan melaksanakan perintah Allah misalkan sholat, zakat, puasa, haji, infak dan sedekah, berlaku baik terhadap orang tua dan masih banyak lagi perintah lainnya yang dapat kita laksanakan. Namun pengamalan al-Qur’an dalam lingkup negara masih belum mampu dilaksanakan misalkan berkaitan dengan sistem ekonomi. Negara memfasilitasi riba dengan melegalkan pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan pinjaman online (Pinjol). Padahal riba merupakan keharaman. Termasuk melegalkan zina dalam sistem sosial masyarakatnya.

Bahkan dalam hukum pun negara lebih memilih hukum manusia dibandingkan dengan hukum Allah. Padahal dalam al-Qur’an yang berhak membuat hukum hanya Allah SWT. Misalkan “sesungguhnya yang menetapkan hukum (keputusan) hanya kepunyaan Allah” (TQS Yusuf 40), “Apakah hukum jahiliyah yang kalian kehendaki, hukum siapakah yang lebih baik dari hukum Allah bagi orang yang yakin” (TQS al-Maidah 50).

Mengamalkan al-Qur’an harus dilakukan secara kaffah atau menyeluruh, tidak boleh sekehendak kita, memilih dan memilah yang kita suka saja. “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam islam secara menyeluruh dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (TQS al-Baqarah 208).

Kelima mendakwahkan al-Qur’an, setelah kita memahami dan mengamalkan al-Qur’an maka hal yang terpenting berikutnya adalah mendakwahkannya. Sebab mendakwahkan bagian dari perintah Allah agar islam dapat tersebar ke seluruh penjuru dunia, agar islam sebagai rahmat untuk seluruh alam dapat tercapai.

Seruan tentang dakwah banyak disampaikan dalam al-Qur’an yang mewajibkan kita baik secara individu maupun kelompok untuk mendakwahkan al-Qur’an diantaranya; “Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyerukan kebaikan (Islam) dan melakukan amar makruf nahi mungkar. Mereka itulah kaum yang beruntung.” (TQS Ali Imran 104).

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf (islam) dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (TQS Ali Imran 110).

Oleh karena itu ramadhan harusnya menjadi momentum bagi kita untuk membumikan al-Qur’an secara kaffah dalam aspek kehidupan baik secara individu maupun negara.

Wallahu a’lam bish-shawwab



from Suara Inqilabi https://ift.tt/RxzDrSL
April 02, 2024 at 01:56PM

Belum ada Komentar untuk "Ramadhan Bulan Al-Qur’an, Saatnya Membumikan Al-Qur’an"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel