Ketika Pemuda Kehilangan Harapan, Siapa Bertanggung Jawab?


#UdahKaburDulu:

Ketika Pemuda Kehilangan Harapan, Siapa Bertanggung Jawab?

Windia

Pendidik Generasi Peradaban 

 

Pada tahun 2025, tagar #UdahKaburDulu kembali viral di media sosial Indonesia, terutama di platform seperti Twitter dan TikTok. Kebangkitan popularitas tagar ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk situasi sosial dan ekonomi yang menantang, yang membuat banyak netizen merasa tertekan dengan masalah sehari-hari. Sebagai bentuk pelarian atau eskapisme, mereka menggunakan tagar ini untuk mengekspresikan keinginan menghindar dari tekanan tersebut. (fajar.co.id)

Selain itu, tren ini juga dipicu oleh meningkatnya jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) usia 25-35 tahun yang memilih pindah kewarganegaraan ke negara lain, seperti Singapura. Data dari Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham menunjukkan bahwa sebanyak 3.912 WNI dalam rentang usia tersebut menjadi warga negara Singapura antara tahun 2019 hingga 2022. Fenomena ini mencerminkan keinginan sebagian generasi muda untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri, yang kemudian diekspresikan melalui tagar #UdahKaburDulu sebagai simbolisasi dari keputusan mereka untuk “kabur” atau meninggalkan tanah air demi masa depan yang lebih cerah. (fajar.co.id)

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang bagaimana negara seharusnya menjamin kesejahteraan dan masa depan warganya, khususnya generasi muda. Dalam perspektif Islam, negara memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa setiap warga negara, terutama para pemuda, memiliki akses terhadap kesejahteraan, keadilan, dan kepastian hidup yang layak. Hal ini sejalan dengan konsep ri’ayah (pengurusan) dalam Islam, di mana pemimpin adalah ra’in (pengurus) yang bertanggung jawab atas rakyatnya. Islam mengajarkan bahwa negara wajib menyediakan pendidikan berkualitas, lapangan pekerjaan yang memadai, serta sistem ekonomi yang adil agar warganya tidak merasa perlu mencari kehidupan lebih baik di negeri orang. Rasulullah ﷺ bersabda: “Imam (pemimpin) itu adalah pemelihara dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam sistem Islam (khilafah), negara tidak akan membiarkan rakyatnya terjebak dalam ketidakpastian ekonomi, apalagi sampai kehilangan harapan hingga memilih untuk “kabur” ke negara lain. Sebaliknya, negara akan memastikan distribusi kekayaan yang adil, mempermudah akses kepemilikan sumber daya, serta menerapkan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan rakyat, bukan hanya kepentingan segelintir elite. Jika negara gagal menjalankan fungsi ini, maka ketidakpuasan masyarakat akan terus meningkat, dan fenomena seperti #UdahKaburDulu hanyalah refleksi kecil dari masalah yang lebih besar. Oleh karena itu, solusi terbaik bukanlah sekadar adaptasi individu terhadap kondisi yang sulit, melainkan perubahan sistemik menuju pengurusan yang lebih adil dan mensejahterakan, sebagaimana dicontohkan dalam syariat Islam yang diterapkan oleh seorang khalifah.

Wallahu a’lam bish-shawwab

 

 



from Suara Inqilabi https://ift.tt/B23WzNu
February 15, 2025 at 07:09AM

Belum ada Komentar untuk "Ketika Pemuda Kehilangan Harapan, Siapa Bertanggung Jawab?"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel