23 Maret 1453; Menuju Konstantinopel!


Gen Saladin | @gen.saladin

Pada tulisan kali ini, admin ingin mengajak teman-teman semuanya untuk sedikit lebih fokus bukan pada euforia kehebatan Pembebas Konstantinopel. Tapi pada kemampuan Sultan Mehmed II yang penuh perhitungan dan cekatan. Beliau yakin bahwa shalat dan doa merupakan kekuatan utama seorang mukmin. Tapi secara hukum sebab akibat, Sultan paham bahwa Ikhtiar manusiawi perlu diusahakan.

Kalau dilihat di zahirnya, pada 23 Maret 1453 di hari Jumat yang suci Sultan Mehmed bertolak dari Erdirne menuju Konstantinopel dengan seluruh pasukan Angkatan Laut, Artileri, Kalvaleri, dan Infanterinya yang berjumlah 250.000 pasukan. Angka pasukan ini adalah sebuah perang proxy untuk memberi sinyal pada Konstantinopel bahwa Kaum Muslimin benar-benar siap.

Namun jauh sebelum puncak itu, Inilah yang dilakukan Sultan Mehmed. Setelah dilantik menjadi sultan untuk kedua kalinya, Mehmed II bermaksud untuk merealisasikan bisyarah Nabi Muhammad ﷺ dan membebaskan Konstantinopel untuk Kaum Muslimin.

Pada tahun 1452 ia menggunakan kemampuan diplomasinya ke negara-negara tetangga untuk memuluskan jalan menuju Konstantinopel. Meskipun usianya masih muda, ternyata beliau berhasil melakukan deal-deal politik berujung perjanjian damai dengan Hongaria dan Venesia.

Di bidang infrastruktur, Beliau melihat bahwa Konstantinopel tak akan bebas sepenuhnya jika mereka mendapatkan suplai senjata dari koalisi mereka. Itulah yang membuat beliau merencanakan pembangunan Boğazkesen (kemudian disebut Rumelihisarı)

Apa itu Boğazkesen? Ia adalah sebuah benteng di titik tersempit dari Bosporus, untuk membatasi perjalanan antara laut Hitam dan Mediterania. Pembangunan benteng ini menjadi penting karena dilakukan hanya dalam waktu 8 bulan dan membuat Konstantinopel kelabakan. Sebab dengan dibangunnya benteng ini, nadi ekonomi dan suplai senjata dari Laut Hitam ke Konstantinopel akan terputus.

Sultan Mehmed kemudian menugaskan Urban pembuat meriam asal Hungaria untuk mempersenjatai Rumelihisarı dan membangun meriam yang cukup kuat untuk meruntuhkan tembok Konstantinopel. Pada bulan Maret 1453, meriam Urban telah diangkut dari ibukota Kesultanan Utsmaniyah di Edirne ke pinggiran Konstantinopel.
.
Sultan tidak ingin main-main. Kalau bisa diikhtiarkan yang paling bagus, kenapa tidak? Sebab Allah berfirman, "Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai" (QS Ali Imran 92)
.
Allah hanya akan memberikan yang terbaik buat hamba-Nya jika hamba itu pun mengikhtiarkan yang terbaik yang bisa ia lakukan. Masalah kemudian berhasil atau tidak, itulah cara Allah yang Mahakuasa. Allah memberi solusi bisa jadi dari arah yang tidak disangka-sangka.
.
Pada bulan April, setelah dengan cepat membuka pemukiman pesisir Bizantium di sepanjang Laut Hitam dan Laut Marmara, resimen Ottoman di Rumelia dan Anatolia berkumpul di luar ibukota Bizantium. Armada mereka pindah dari Gallipoli ke dekat Diplokionion, dan sultan sendiri berangkat untuk menemui tentaranya.
.
Dari sedikit potret persiapan itu, kita menyadari bahwa kemenangan umat akan datang setelah kemenangan kita di ilmu dan amal. Kemenangan umat akan datang setelah kita berhasil membersihkan akidah kita dan juga memaksimalkan amal kita. Sebab begitulah jalan hidup para pahlawan. Mereka tidak menunggu keajaiban, mereka yang mengikhtiarkan keajaiban!

Referensi :
1.https://www.britannica.com/biography/Mehmed-II-Ottoman-sultan
2. www.islamstory.com
3. Islamic Empires: Fifteen Cities that Define a Civilization, Justin Marozzi

Belum ada Komentar untuk "23 Maret 1453; Menuju Konstantinopel!"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel