Ditolak Cinta, Berujung Petaka

Ditolak Cinta, Berujung Petaka
Oleh: Erna Ummu Azizah
Generasi zaman now memang ada saja tingkah anehnya. Makin ke sini makin ngeri dan brutal. Kalau dulu ‘cinta ditolak, dukun bertindak’. Namun kini, ‘cinta ditolak, nyawa pun lenyap’. Na’udzubillah mindzalik!
Seperti dikutip dari laman berita online, “Warga Perumahan Made Great Residence, Desa Made, Lamongan, digegerkan dengan penemuan jasad membusuk di sebuah warung kopi yang sudah lama tutup. Jasad yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan ini akhirnya terungkap sebagai korban pembunuhan, dengan pelaku yang tak lain adalah teman korban sendiri, yaitu AI (16).” (Kompas, 17/1/2025)
Motif pembunuhan itu ternyata berawal dari penolakan cinta. Emosi pelaku yang meluap-luap menyebabkan korban dipukuli hingga kepala korban dibenturkan ke tembok warung. Setelah dipastikan meninggal, korban ditinggalkan begitu saja di dalam warung selama lima hari sebelum akhirnya ditemukan.
Kasus asmara berujung hilangnya nyawa ini bukanlah kali pertama. Entah berapa banyak kasus serupa terjadi, menjadi potret buram generasi hari ini. Mereka berbuat seenaknya, tanpa pikir panjang, yang penting nafsu terpuaskan.
Peristiwa ini disebabkan banyak faktor, mulai dari lemahnya kontrol emosi, minimnya pendidikan moral, dan pengabaian terhadap kesehatan mental di kalangan remaja. Lingkungan sosial yang kurang suportif juga berkontribusi memperburuk kondisi ini. Demikian juga media yang hari ini menjadi ‘guru’ generasi yang rendah literasi.
Berbagai kondisi yang melingkupi ini adalah buah dari kehidupan yang diatur dengan sistem sekuler kapitalisme. Ya, sistem yang rusak dan merusak, yang lahir dari akal dan hawa nafsu manusia ini melahirkan generasi bebas yang bablas. Tanpa peduli dosa, apalagi takut kepada Tuhannya.
Berbagai persoalan generasi jelas membutuhkan sistem yang mampu memberikan solusi tuntas, dan sistem ini adalah sistem Islam. Sistem yang diturunkan oleh Allah SWT, Sang Pencipta manusia. Dialah Dzat yang maha tahu apa yang terbaik untuk manusia.
Islam menjadikan pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan akhlak mulia, pengendalian diri, dan pemahaman yang benar terhadap hubungan antar manusia, atau dengan kata lain membentuk kepribadian Islam. Sehingga lahirlah generasi takwa.
Islam juga memiliki aturan yang jelas terkait pergaulan laki-laki dan perempuan untuk mencegah timbulnya fitnah dan perilaku yang melampaui batas. Sistem sosial Islam akan menjaga pergaulan sesuai dengan tuntunan syara. Dimana interaksi mereka diarahkan agar tetap dalam batas yang wajar, sehingga mencegah terjadinya hubungan yang merusak moral atau memicu konflik emosional.
Dengan dukungan penerapan syariat Islam dalam berbagai bidang lainnya secara menyeluruh (kaffah), maka kasus tragis seperti ini dapat dicegah sedari awal. Tentunya dengan didukung 3 pilar. Mulai dari individu yang bertakwa, masyarakat yang senantiasa beramar makruf nahi mungkar, juga negara sebagai garda terdepan dalam menerapkan sistem Islam.
Dengan kerja sama yang baik dari seluruh pihak. Maka, para pelajar dapat mengoptimalkan potensinya untuk kebaikan dan amal shalih, sehingga menjadi generasi hebat taat syariat dan bermanfaat untuk umat. Itulah generasi yang sukses dunia akhirat. Wallahu a’lam bish-shawab.[]
from Suara Inqilabi https://ift.tt/jZhxQE3
January 24, 2025 at 10:17AM
Belum ada Komentar untuk "Ditolak Cinta, Berujung Petaka"
Posting Komentar